[Sharing] Nggak Nyangka Bisa Kuliah di FKUI (bagian 1)
Kurang lebih setahun yang lalu, saya masih terjebak hiruk pikuk memilih jurusan dan menentukan universitas tujuan. Mulai dari proses pedaftaran SNMPTN yang panjang, ditambah sibuknya mengikuti ujian, try out, simulasi UN CBT, dan persiapan UN tentunya. Apalagi saya yang berstatus sebagai siswa Madrasah (MAN 3 Malang) tentu mendapatkan ujian ekstra untuk mapel di bidang keagamaan. Meskipun begitu, sikap yang selalu saya ambil adalah fokus pada apa yang adaa dihadapan saya saat itu.
Saya tidak memiliki latar belakang keluarga di bidang medis. Pun saya tidak pernah terlibat di ajang olimpiade biologi (apapun). Bahkan, pengetahuan biologi saya terbilang rata-rata. Justru saya besar dari olimpiade fisika dan cekatan pada hal-hal yang berhubungan dengan angka dan perhitungan.
Lalu, bagaimana perjalanan panjang saya dalam mencari universitas hingga manuver menjadi mahasiswa FK? Secara singkat dapat di baca di sini, kalian juga bisa membaca kisah dari anak-anak SMA lain yang juga diterima di FKUI 2016.
Saya gagal di SNMPTN. Meskipun saya peringkat 2 paralel, tidak menjamin saya dapat diterima begitu saja di fakultas yang saya mau. Kala itu, saya hanya mengisi satu pilihan, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Alasannya, saya tidak siap jika diterima di pilihan kedua atau bahkan ketiga, sehingga saya kosongi. FKUB sudah familiar, saya pernah melakukan praktikum biologi di Laboratorium Anatomi mereka (termasuk memanfaatkan fasilitas kadaver yang ada), juga karena jarak yang sangat dekat dengan SMA saya berada. Hanya terpisahkan perempatan lampu merah.
Beruntunglah bagi teman-teman yang kala itu berhasil lolos SNMPTN. Saya sedih kala itu, termenung, dan sering menangis di ujung tangga hingga ketika sholat. Saya terlalu terbawa keadaan. Namun, itu tidak berlangsung lama. Berdasarkan analisis hasil try out di tempat bimbingan belajar, saya terindikasi mampu untuk menembus FKUI.
Sebelumnya, saya tidak pernah terpikir untuk melanjutkan studi di FKUI. Tidak ada bayangan sama sekali. Namun, banyak pihak menguatkan dan meyakinkan bahwa saya dapat mencapai hasil yang maksimal dan paling terbaik. Pilihan saya di SBMPTN pun berubah, rinciannya: 1) FKUI; 2) FKUB; 3) Teknik Geologi UGM.
Nah, akibat pilihan ketiga itu lah banyak orang yang bertanya, kenapa kok melencengnya ke Teknik? Saya menjawa singkat, karena saya berlatar belakang fisika. Pun dulu saya tidak berpikiran bakal menjadi mahasiswa FK. Saya berangan-angan masuk ITB di FTI dan berencana masuk jurusan Teknik Fisika.
Alasan lain, kenapa saya memilih UGM daripada ITB. Karena untuk urutan pilihan berdasarkan passing grade masih lebih masuk akal. Secara kualitas, lulusan Tek Geo UGM diakui layaknya ITB. Ringkasnya, berdasarkan passing grade: UGM<ITB dan prospeknya: UGM~ITB. Kurang lebih begitu analoginya.
Tulisan ini bersambung ke bagian 2, di sini.
#Brill
Tidak ada komentar:
Berilah komentar yang bijaksana tanpa menyinggung perasaan orang lain.