Terlibat di Pilmapres FKUI 2017: Bantuin Kak Fadhian Akbar!
Sekarang, saya akan kembali menceritakan perjalanan pertama saya berkenalan dengan Kak Fadhian Akbar, Mahasiswa FKUI angkatan 2013. Kak Fadhian juga pernah menjabat sebagai Ketua LPP BEM IKM FKUI 2016. Pada kesempatan perdana ini, Kak Fadhian mengajak saya untuk berkolaborasi membuat sebuah video. Yaitu, Video Mahasiswa Berprestasi Kategori Aktivis. Penasaran bagaimana ceritanya? Mari kita mulai!
Awal Cerita
Sekitar bulan Februari-Maret 2017 (kalau tidak salah), saya mendadak dihubungi oleh Kak Fadhian Akbar (FKUI 2013) untuk membantunya dalam proses membuat video mahasiswa berprestasi kategori aktivis. Kalau tidak salah, saat itu sedang modul Sel, Genetika, dan Biologi Molekuler (SGBM). Saya dihubungi hari jum'at malam.
Saya menduga, Kak Fadhian saat itu menghubungi saya atas rekomendasi Kak Fadhli Waznan (FKUI 2013). Mengapa saya bisa berasumsi demikian, karena sebelumnya saya terlibat aktif membantu Kak Fadhli Waznan dan Kak Reza Haryo (FKUI 2013) yang maju kembali di kontestasi Pemira BEM IKM FKUI 2017. Waktu itu, saya menjadi penanggung jawab tim branding #SambungAsa.
Kembali lagi ke cerita Kak Fadhian, kebetulan sekali saat itu saya masih tidak memiliki kesibukan. Sehingga dengan beberapa pertimbangan, saya putuskan dengan cepat untuk turun tangan membantu Kak Fadhian. Malam itu Kak Fadhian mulai memaparkan bayangan dia dan beberapa contoh video yang dilihatnya dari youtube sebagai referensi konsep. Sabtu pagi obrolan berlanjut dan saya mulai persiapkan kebutuhan-kebutuhan shooting. Kak Fadhian yang kembali menghubungi tiba-tiba menanyakan apakah saya bersedia untuk ke tempat tinggalnya di daerah Cempaka Putih, Salemba, untuk melakukan take shoot pada hari minggu. Saya yang dari awal luput untuk menanyakan tenggat penyelesaian video cukup terkaget-kaget.
Perjalanan Dimulai
Minggu pagi, ba'da subuh saya segera berangkat dengan membawa sejumlah peralatan. Lampu LED seadanya, microphone clip murah dari Jakarta Notebook (belinya hanya 4500, dan sekarang sudah rusak), tripod, dan satu gear lagi yang jadi andalan saya untuk proyek saat itu. Yaitu, camera slider ukuran 1 meter. Hanya dengan modal alat ini saja, saya bisa cukup percaya diri untuk bertemu Kak Fadhian layaknya seorang videografer profesional. Hahahaha.
Oh iya, saya malah lupa menyebutkan gear utama saya. Ada satu buah kamera DSLR besutan Canon seri EOS 80D dan laptop ultrabook kesayangan saya besutan ASUS.
Saat itu, saya masih tinggal di Asrama Mahasiswa UI. Saya naik ojek pangkalan, harganya 15 ribu dan berangkat ke Salemba dengan naik KRL. Saya berangkat dari stasiun Universitas Indonesia. Saat menyebrang ke peron arah utara, saya ditanyai oleh petugas KRL, "Ini besi buat apa mas?" tanyanya. Saya jawab, "Buat shooting Pak!". "Ini hati-hati mas, ujungnya tajem tuh, kalau bisa ditutup. hehehe," balas si bapak. Saya yang tidak mau berpanjang urusan pun hanya menjawab "Hehehe, siap pak."
Selama di KRL pun saya dilihatin terus oleh penumpang lainnya. Mungkin mereka penasaran dengan barang-barang yang saya bawa. Agaknya tidak lazim ya apabila ada anak muda bawa tas banyak ditambah bawa besi mengkilat dua di minggu pagi dan naik KRL sendirian. Tapi, ini hanya persepsi saya saja. Hahahaha.
Tiba di stasiun Cikini, saya segera turun dan memesan gojek ke arah cempaka putih. Driver gojek terlihat kepayahan membonceng saya karena barang bawaan saya yang bingung ingin meletakkannya dimana.
Konsep dan Eksekusi
Begitu saya sampai di rumah kontrakan Kak Fadhian, saya segera diajak berdiskui tentang konsep videonya. Saya ditunjukkan video profil Iman Usman yang dibuat oleh Agung Hapsah, lalu ada video profil KM ITB juga, dan masih banyak video lainnya. Kak Fadhian menantang saya apakah saya bisa membuat efek-efek seperti di video itu. Saya yang setengah menyanggupi, akhirnya iseng mencoba membuat trial footage. Kemudian saya simulasikan proses editing-nya, dan ternyata bisa mirip dengan cara Agung Hapsah membawakan profil Iman Usman di video miliknya.
Proses pembuatan berlangsung terus hingga malam dan kami butuh penerangan ekstra untuk merekam footage foto-foto Kak Fadhian selama berada di luar negeri. Beruntung, Kak Fadhian sangat baik karena semua proses cetak dan memasukkan foto ke bingkai dibantu penuh oleh Kak Fadhian. Ia juga bersedia membuat script narasi yang akan direkam malamnya. Tidak hanya itu, beberapa file kompilasi foto juga Ia bantu mengedit menggunakan Adobe Photoshop.
Saat shooting akan dimulai, sebenarnya terjadi kebingungan terkait dresscode yang dipakai oleh Kak Fadhian. Mulai dari kaos, pakai jaket Gryffindor-nya Harry Potter, dan kemeja batik. Setelah beberapa kali dicoba, ternyata pakai batik memang lebih pas.
Ujung Cerita
Alhamdulillah, seluruh kegiatan shooting selesai sekitar jam 6 sore. Selanjutnya, saya memulai proses editing dan selesai sekitar jam 2 pagi. Di tengah proses editing, sempat ada kebingungan, siapakah yang akan mengisi voice over di videonya? Awalnya, Kak Fadhian menawarkan Kak Fatrian untuk mencoba. Namun, nampaknya dirasa tidak terlalu cocok dengan videonya. Pada akhirnya, Kak Fadhian meminta saya sendiri yang untuk mengisi voice over-nya. Ini adalah pengalaman saya mengisi voice over dan jujur sangat menegangkan. Salah satu pertimbangan yang terlintas adalah: "kira-kira akan ada yang mengenali suara saya tidak ya?". Saya justru banyak berharap bahwa suara saya ini tidak ada yang mengenali. Ya, karena pasti akan malu apalagi kalau ternyata tidak bagus kan.
Seluruh proses editing selesai mendekati subuh. Sekitar jam 2 atau 3 pagi. Kemudian, saya melakukan rendering dan membiarkannya selesai sendiri. Sementara saya memutuskan untuk tidur. Cukup lelah dan mengantuk. Apalagi paginya saya ada kuliah MPKT. Usai Shalat Subuh, saya perlihatkan hasil final dari videonya kepada Kak Fadhian. Dia sangat terkesan dan ini artinya tugas saya selesai!
Saya berpamitan, dan Kak Fadhian membantu membereskan alat-alat yang masih berserakan. Saya harus segera kembali ke Depok. Saya ingat bahwa saya naik kereta pertama ke arah Bogor dari Stasiun Manggarai. Selama perjalanan, saya tertidur!
Saya tepat terbangun saat berada di Stasiun UI dan ini tentu menegangkan. Karena kalau harus terlewat, saya tidak tahu lagi harus terbuang waktu berapa lama gara-gara tertidur di kereta.
End.
Nah, begitulah sedikit dari cerita saya dan keterlibatan saya selama proses pembuatan video mahasiswa berprestasi kategori aktivis untuk Kak Fadhian. Tentunya ada lebih banyak detail cerita lainnya yang tidak saya tulis untuk meringkas alur kisah ini. Terima kasih Kak Fadhian karena telah menyempatkan saya berkarya bersama Kakak. Semoga kita berdua terus bisa sukses dan selalu dilancarkan dalam mengejar karir di bidang yang kita tekuni.
Lama berselang setelah pertemuan ini, saya sempat diberitahu Kak Fadhian bahwa dirinya sangat senang dan bersyukur karena video ini tidak hanya "bekerja" saat pemilihan mapres saja. Sekarang, video ini bahkan bisa menjadi sebuah profile video yang cukup inspiratif dan memotivasi ketika ditayangkan di hadapan banyak orang.
Kak Fadhian saat ini sedang menjalani half-minor di FK Universitas Leiden, Belanda (Leiden University Medical Center/ LUMC). Semoga sukses selalu ya, Kak!
Video Kak Fadhian Akbar dapat dilihat di bawah ini!
Apakah kamu punya cerita seru seperti punya saya?Video Kak Fadhian Akbar dapat dilihat di bawah ini!
Ayo ceritakan dan biarkan saya membacanya!
Afid Brilliana
Tidak ada komentar:
Berilah komentar yang bijaksana tanpa menyinggung perasaan orang lain.