Seragam SMP Lebih Sopan dengan Mengenakan Celana Panjang


Usai liburan puasa berakhir, seluruh siswa baru yang sebelumnya telah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) akhirnya akan mengenakan seragam kebanggaan tiap sekolah. Peraturan dan Tata Tertib yang harus dipatuhi siswa tentunya merupakan hal sakral untuk dilanggar, termasuk peraturan tentang seragam sekolah.

Sebagian besar SMP di Indonesia menerapkan kebijakan seragam ber-celana pendek bagi putra tanpa terkecuali. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen DIKDASMEN nomor 052/C/Kep/D.82 tanggal 17 Maret 1982. Mengutip salah satu peraturan khusus dalam salinan Tata Tertib Siswa SMP Negeri 1 Arut Selatan yang menerangkan bahwa bagi putra, celana pendek model biasa dengan panjang 10 cm diatas lutut.

Bagi sebagian siswa hal ini dirasa justru membingungkan dan aneh. Salah satu siswa SMPN 1 Arsel, Abdul Holid Rahmadi mengungkapkan bahwa dirinya lebih setuju jika seragam sekolah putra berupa celana panjang. "Terutama untuk siswa muslim tentu mempermudah dalam melaksanakan shalat zuhur karena tidak perlu membawa sarung lagi dari rumah," ujarnya.

Lanjutnya, selain mempermudah dalam beribadah celana panjang juga dirasa lebih nyaman, rapi, lebih sopan, dan tentunya menutup aurat. Lalu, mengapa hal ini baik ini tidak dilakukan? Padahal saat melanjutkan ke tingkat SMA, siswa justru diharuskan mengenakan celana panjang.

Hal senada diungkapkan oleh seorang alumni SMPN 8 Bandung (kini bersekolah di SMA Pribadi BBS Bandung), Taufiq Murtadho melalui akun twitternya di @taufiq_murtadho pada 2 juli lalu yang mengaku kesal perihal seragam SMP-nya yang menerapkan kebijakan celana pendek. Karena, saat ia mendaftarkan diri ke SMA yang bakal ia masuki pernah ditegur agar mengganti celananya. "Saya sampai dibilangin begini, 'Kamu nanti kalau mau kesini lagi, usahakan pakai celana panjang," ujarnya merasa sangat malu ketika ditegur saat itu.

Dan begitulah sekilas kebencian saya pada budaya celana pendek. Dan entah kenapa juga SMPN 8 BDG melarang cowok disana bercelana panjang?
— Taufiq Murtadho (@taufiq_murtadho) July 2, 2013

Ia menganalogikan bahwa jika siswa perempuan diberi kebebasan untuk memilih berkerudung atau tidak, memakai rok pendek atau panjang, lantas mengapa laki-laki tidak seperti itu? "Seharusnya, siswa laki-laki juga diberi kebebasan untuk memilih lengan panjang atau pendek serta mengenakan celana panjang atau pendek," serunya. Ia berharap semoga budaya celana pendek seperti itu tidak harus dihilangkan. Namun, cukup dengan memberikan toleransi pada siswa yang ingin bercelana panjang.


Disisi lain, Kepala SMPN 3 Kumai, Shaqif Achmadi menuturkan bahwa sebenarnya pihak sekolah bisa mengeluarkan kebijakan dalam hal aturan berseragam. "Namun, sebagian besar sekolah mengikuti SK Dirjen Dikdasmen sehingga seragam SMP bagi putra bercelana pendek. Tapi tidak menutup kemungkinan, pihak sekolah bisa mengeluarkan kebijakan mengenakan celana panjang bagi putra," jelasnya.

(BPC Pangkalan Bun/Afid Brilliana Putra/B-4)

#Brill

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Boleh kok, tapi bahasanya tolong diubah da harap menyertakan sumbernya. Tulisan ini adalah sebuah berita koran yang diadopsi kedalam blog. Hak cipta milik Borneonews. Mohon pengertiannya.. ^^

      Hapus

Berilah komentar yang bijaksana tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Diberdayakan oleh Blogger.